
Angel (cerita penyintas)
Mahasiswa Prodi Ilkom Atma Jaya Yogyakarta
Instagram: @ayudivayulita
Lalu, saat aku duduk dibangku kelas 2 SMK aku berkenalan dengan seorang pria. Sebut saja pria itu bernama Yanuar. Yanuar adalah teman baik dari sahabatku yang bernama Ferry. Tidak kusangka seiring berjalannya waktu kami semakin dekat dan memutuskan untuk menjalin hubungan lebih dari seorang teman. Disisi lain aku pun tahu jika Yanuar sudah mempunyai istri sejak awal kami bertemu. Tetapi aku tetap melanjutkan hubungan karena aku serius dan merasa terjamin, dalam artian aku mempunyai mimpi yang begitu jauh karena Yanuar mau menikahiku. Terlebih istri Yanuar sudah ditalak.
Sementara itu, orangtuaku dari awal tidak merestui hubungan kami, walau mereka tidak tahu sekalipun bahwa Yanuar sudah mempunyai istri. Aku menjalani hubungan dengan Yanuar secara diam-diam. Tanpa disadari aku terlena dalam hubungan tersebut dan membuatku berubah serta lupa diri.
Rasanya ingin ku habiskan seluruh waktu bersama dia setiap harinya, sehingga aku menjadi mulai malas melakukan aktivitas seperti mengembangkan hobbyku. Tidak terasa, hubunganku sudah berjalan 1,5 tahun dan hingga suatu saat ia mulai mengajak ku untuk melakukan hubungan seksual. Awalnya aku menolak, aku lari, aku merasa takut hingga akhirnya aku luluh dan menerima saat Yanuar mengajakku berhubungan ala suami istri.
Lalu, pada akhirnya, malapetaka itu tiba, aku hamil. Awalnya aku tenang-tenang saja karena Yanuar mau bertanggung jawab atas kehamilanku. Namun pada waktu Yanuar berjanji untuk bertemu dengan kedua orang tua ku, ia tidak kunjung datang. Ia beralasan tidak bisa datang karena ketiduran. Alhasil, aku sendiri yang menghadapi kemurkaan kedua orang tuaku.
Kedua orangtuaku lalu memutuskan agar aku masuk ke asrama. Di asrama aku merasa seperti dikurung serta kesepian, sehingga mendorongku dengan kuat untuk bunuh diri. Hingga suatu saat, aku pun diperbolehkan bertemu lagi dengan Yanuar. Rasa rinduku tak terbendung disaat aku bisa melihat dia kembali, aku sungguh bersyukur. Kami lalu memutuskan untuk menjalin hubungan secara diam-diam dan ia berjanji bahwa tidak ada wanita lain selain diriku di dalam hatinya.
Setelah aku pikir-pikir, toh tidak ada baiknya bersedih berkepanjangan. Akhirnya aku berusaha bangkit dan ikhlas serta memutuskan fokus untuk mencari nafkah untuk anakku kelak. Aku mulai merintis bisnis membatik dan membuat kerajinan. Aku manfaatkan ilmu yang aku peroleh saat duduk di bangku sekolah.